Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

Ilmu kalam,definisi dan obyek pembahasan

Gambar
Imam al-Habib Abdullah bin 'Alawi al-Haddad (r) berkata: Jika Anda melihat ke dalam bagian-bagian yang berkaitan dengan Iman (Aqidah) DGN FEMAHAMAN YANG BAIK DARI Kitab dan Sunnah dan perkataan para pendahulu yang saleh (salafus Saleh), Anda akan tahu DENGAN pasti bahwa kebenaran ada DALAM  MADHAB AsY'ARIYAH,YANG DI SUSUN OLEH Syaikh Abul Hasan Al Ashari semoga Allah MENGUCURKAN rahmat kepadanya, DENGAN KONSEP YANG sistematis DAN MENJADI dasar-dasar akidah orang- orang YANG BERPEGANG KEPADA kebenaran (Ahlul Haqq), dan SESUAI DGN AQIDAH versi ULAMA2 sebelumnya, YAITU AQIDAH para sahabat dan MERUPAKAN AQIDAH YG DI sepakati. Imam Al Haddad mengatakan :membutuhkan pemahaman yang baik untuk melihat bagaimana Aqidah AsY'ari tidak menyimpang dari sumber QURAN HADITS,DENGAN KONSEP YANG membutuhkan penalaran DENGAN mencari di luar aspek-aspek superfisial (yaitu Quran, Sunnah dan jalan orang Saleh salafus.).DAN Yang meNGANGGAP sebaliknya, DI KARENAKAN kebanyakan dari HUJAH AsYari dal

Allah tidak dalam waktu bag 2

Gambar
Dr Tahir ul-Qadriulama kelahiran Pakistan pemimpin gerakan Minhaj-ul-Quran  Ketika kita sudah baca artikel  Allah tidak dalam waktu    ,maka waktu hanyalah utk ciptaan,  Jadi misal "kita katakan bahwa bayi lahir atau diciptakan kemarin, nah elemen waktu "kemarin" adalah  sifat waktu yang dibuat utk bayi, di mana  sifat Allah adalah menciptakan bayi dengan "kemarin" sebagai salah satu waktu utknya,yakni makna yang terkait dengan keberadaannya . Dengan kata lain, Allah tidak melewati keadaan waktu yang ada sebelum mencipta bayi dan  juuga tdk setelah membuatnya, karena Dia tidak pada waktu. Jika hal Ini di kaitkan pada ayat bahwa Allah mencipta semesta dalam 6 hari, berarti bahwa Allah tidak berubah selama enam hari di mana Dia menciptakan Langit dan Bumi.,yang berubah adalah  ciptaan, hari-hari enam adalah untuk  ciptaan. Dengan demikian, Imam Abuu Manşuur Al-Maaturiidiyy mengatakan: "Suatu prinsip keyakinan yang mendasar adalah setiap kali lafad sifat di n

Ibnu Hajar Asqalaaniyy: Allah tidak dalam arah

Gambar
 Makan Ibnu Hajar Al-Asqalani  Mengenai arah ,Beliau berkata dalam fathul bari 6/136:  : وقيل مناسبة التسبيح في الأماكن المنخفضة من جهة أن التسبيح هو التنزيه فناسب تنزيه الله عن صفات الانخفاض كما ناسب تكبيره عند الأماكن المرتفعة, ولا يلزم من كون جهتي العلو والسفل محال على الله أن لا يوصف بالعلو لأن وصفه بالعلو من جهة المعنى والمستحيل كون ذلك من جهة الحس, ولذلك ورد في صفته العالي والعلي والمتعالي ولم يرد ضد ذلك وإن كان قد أحاط بكل شيء علما جل وعز. :Dan Dikatakan bahwa keselarasan tasbiiĥ;mensucikan dgn tempat yang rendah[bawah] dalam arti bahwa tasbiiĥ itu adalah tanzih:mensucikan, maka kelayakan tanzih Allah adalah menjauhkan Allah dari sifat2 rendah[bawah} sebagaimana mengagungkan Allah itu dgn tempat2 yang tinggi, Dan tidak lazim dengan adanya arah atas dan bawah itu menjadi mustahil  untuk Allah Di sifati dgn al uluw:tinggi, karena mensifatinya dgn al uluw itu secara maknawi, dan yang mustahil baginya adalah arah secara hissi [tempat/ukuran],oleh sebab itu maka dinyatakan dalam seba

Imam An-Nawawiyy: Allah tidak di lokasi / arah

Gambar
 al imam abi zakariya yahya bin syarafuddin an nawawi  An-Nawawiyy mengatakan dalam Sarahnya soheh Muslim 3/19:   اعلم أن لأهل العلم في أحاديث الصفات وآيات الصفات قولين: أحدهما: وهو مذهب معظم السلف أو كلهم أنه لا يتكلم في معناها, بل يقولون: يجب علينا أن نؤمن بها ونعتقد لها معنى يليق بجلال الله تعالى وعظمته مع اعتقادنا الجازم أن الله تعالى ليس كمثله شيء وأنه منزه عن التجسم والانتقال والتحيز في جهة وعن سائر صفات المخلوق, وهذا القول هو مذهب جماعة من المتكلمين, واختاره جماعة من محققيهم وهو أسلم. والقول الثاني: وهو مذهب معظم المتكلمين أنها تتأول على ما يليق بها على حسب مواقعها, وإنما يسوغ تأويلها لمن كان من أهله بأن يكون عارفا بلسان العرب وقواعد الأصول والفروع, رياضة في ذا العلم Ketahuilah bahwa sungguh para ulama berkaitan dengan ĥadiits dan ayat sifat, memiliki dua pendapat: Salah satunya, dan ini adalah ucapan sebagian jumhur salaf atau semua salaf adalah tidak berbicara dan membahas tentang maknanya,  Sebaliknya mereka mengatakan: "kita harus mengimaninya dan memastikan bahwa di sa

Benarkah As subki memuji Ibn Taemiyah?kenapa terjadi??

Gambar
Seseorang bertanya pada saya bahwa Wahabi menyatakan : Poin [1] Al Imam Ad Dzahabi telah menulis sebuah surat teguran kepada (Taqiyuddin) As subki karena ia mencela Ibnu Taimiyah. Kemudian Ia menjawab surat tersebut dengan puji-pujian kepada Ibnu Taimiyah. Kejadian ini terekam dalam kitab Durarul Kaminah karya Ibnu Hajar ketika membahas Biografi Ibnu Taimiyah ,Raddul Waafir ketika Membahas tentang Pujian Assubki dan juga dalam Dzail Alat thbaqatul Hanabilah Oleh Ibnu Rajab Al Hambali dengan riwayat yang mirip. Ibnu Hajar menuturkan: “Ad Dzahabi telah menulis sebuah surat kepada As Subki dan mencelanya karena ia membicarakan (mencela, red) ibnu Taimiyah., Maka As Subki Menjawab surat tersebut. Sebagian isi surat tersebut adalah: Adapun perkataan (engkau, red) tuanku terkait Ibnu Taimiyah, maka Hamba memastikan ketinggian derajatnya, melimpah bak lautan, keluasannya dalam Ilmu-ilmu Naqli dan Aqli, kecerdasanya dan kesungguhannya yang ekstrim, dan pencapaiannya yang telah melewati sesuatu

Aqidah Imam Syafii RA

Gambar
Imam Ash-Syafi'i (w. 204/820) rahimahullah menyatakan  Dalam salah satu kitab karnya; al-Fiqh al-Akbar [selain Imam Abu Hanifah; Imam asy-Syafi'i juga menuliskan Risalah Aqidah Ahlussunnah dengan judul al-Fiqh al-Akbar], Imam asy-Syafi’i berkata: واعلموا أن الله تعالى لا مكان له، والدليل عليه هو أن الله تعالى كان ولا مكان له فخلق المكان وهو على صفته الأزلية كما كان قبل خلقه المكان، إذ لا يجوز عليه التغير في ذاته ولا التبديل في صفاته، ولأن من له مكان فله تحت، ومن له تحت يكون متناهي الذات محدودا والحدود مخلوق، تعالى الله عن ذلك علوا كبيرا، ولهذا المعنى استحال عليه الزوجة والولد لأن ذلك لا يتم إلا بالمباشرة والاتصال والانفصال (الفقه الأكبر، ص13) “Ketahuilah bahwa Allah tidak bertempat. Dalil atas ini adalah bahwa Dia ada tanpa permulaan dan tanpa tempat. Setelah menciptakan tempat Dia tetap pada sifat-Nya yang Azali sebelum menciptakan tempat, ada tanpa tempat. Tidak boleh pada hak Allah adanya perubahan, baik pada Dzat-Nya maupun pada sifat-sifat-Nya. Karena sesuatu yang memiliki

Diskusi sifat kalam dan tentang Hadis shaot:suara Allah

Gambar
Ini sekelumit diskusi ana dgn wahabi di fb,y mau di katakan debat silahkan terserah pembaca meilainya dari sisi mana,yg jelas bukan rekayasa.. Alkisah......heheh Ketika ana membuat artikel tentang sifat kalam dan menyatakan bahwa para ulama' telah membuat definisi kalam lafzdi atau kalam hissi : 1-kalam lafzi ialah kalam yang diciptakan oleh allah s.w.t yang diletakkan di luh mahfuz . 2-kalam lafzi ialah kalam yang berhuruf , bersuara . namun makna kalam lafzi ini adalah sebagian daripada makna kalam nafsi yang qadim yang ada pada zat allah s.w.t  KALAM NAFSI ialah sifat kalam allah s.w.t yang qadim . lalu wahabi datang dan berkomentar............ana gakan menyebut nama,cukup kita sebut wahabi dan aswaja z.... Wahabi: Kalamun nafsi bisa di dengar tidak ?  terus tentang kalam nafsi itu ada dalam syair akhtol, si Akhtol itu  siapa ? Aswaja: SILAHKAN CEK SEMUA DIWAN AKHTOL ADA GA UCAPAN SAIR TSBT. DAN KAMI BUKAN MENJADIKAN ITU HUJAH,TP CM GAMBRAN BHW KALAM TDK MESTI DGN 0M0NGAN, APALA