Benarkah As subki memuji Ibn Taemiyah?kenapa terjadi??





Seseorang bertanya pada saya bahwa Wahabi menyatakan :
Poin [1] Al Imam Ad Dzahabi telah menulis sebuah surat teguran kepada (Taqiyuddin) As subki karena ia mencela Ibnu Taimiyah. Kemudian Ia menjawab surat tersebut dengan puji-pujian kepada Ibnu Taimiyah.
Kejadian ini terekam dalam kitab Durarul Kaminah karya Ibnu Hajar ketika membahas Biografi Ibnu Taimiyah ,Raddul Waafir ketika Membahas tentang Pujian Assubki dan juga dalam Dzail Alat thbaqatul Hanabilah Oleh Ibnu Rajab Al Hambali dengan riwayat yang mirip.
Ibnu Hajar menuturkan: “Ad Dzahabi telah menulis sebuah surat kepada As Subki dan mencelanya karena ia membicarakan (mencela, red) ibnu Taimiyah., Maka As Subki Menjawab surat tersebut. Sebagian isi surat tersebut adalah:

Adapun perkataan (engkau, red) tuanku terkait Ibnu Taimiyah, maka Hamba memastikan ketinggian derajatnya, melimpah bak lautan, keluasannya dalam Ilmu-ilmu Naqli dan Aqli, kecerdasanya dan kesungguhannya yang ekstrim, dan pencapaiannya yang telah melewati sesuatul yang bisa digambarkan . Hamba selalu mengatakan demikian. Kedudukannya disisiku bahkan lebih besar dan lebih tinggi dari itu. Karena Allah telah mengumpulkan zuhud, wara, dan kerelijiusan baginya. Membela kebenaran bukan untuk tujuan selain Allah, Bertindak sesuai sunnah salaf, dan mengambil sunnah mereka dengan bagian yang memadai. Sangat Sedikit yang mirip dengannya pada Zaman Ini bahkan sepanjang masa”.

Poin [2] Bahkan dalam kitab Raddul Wafir disebutkan pernyataan yang amat menyentuh dari Taqiyuddin As Subki kepada Ibnu Taimiyah. Beliau menuturkan:

ما يبغض ابن تيمية إلا جاهل أو صاحب هوى فالجاهل لا يدري ما يقول وصاحب الهوى يصده هواه عن الحق بعد معرفته به

“Tidaklah membenci Ibnu Taimiyah kecuali seorang yang bodoh atau pengekor hawa nafsu, orang yang bodoh tidak mengetahui apa yang dia katakan, adapun pengekor hawa nafsu maka hawa nafsunya telah menghalanginya dari kebenaran setelah dia mengetahuinya”.


Maka Saya jawab: Bahwa sebenarnya saya ga mau berbantah2an tentang hal ini di dunia maya yg terkadang seseorang terdorong oleh taasubnya pada panutan masing2...dan awalnya saya heran dengan klaim wahabi bahwa Syaikh taqyuddin assubki memuji ibnu taemiyah, sebelum pada inti pembahasan, saya kutip dulu sirah ke dua imam tsbt :[ 1].Imam al-Hâfizh al-Mujtahid Taqiyuddin Ali ibn Abd al-Kafi as-Subki (w 756 H), [2] Ibnu Taimiyah wafatnya di dalam penjara Qal`ah Dimasyq disaksikan oleh salah seorang muridnya Ibnul Qayyim ia wafat pada tanggal 20 DzulHijjah th. 728 H, dan dikuburkan pada waktu Ashar di samping kuburan saudaranya Syaikh Jamal Al-Islam Syarafuddin.

Nah bagaimana sebenarnya adakah betul assubki memuji taemiyah,dan bagaimana itu terjadi......!!??
 Adapun JAWABAN poin [1] tentang surat ADzahabi terhadap assubki maka itu benar adanya tetapi hal mencelanya assubki pada ibnu taemiyah itu karena berdasarkan kabar atas sebagian penyimpangan ibn taemiyah,maka ketika di tegur oleh seseorang yg dekat dgn ibnu taemiyyah yaitu addzahabi,  beliau itidar: minta maaf, tetapi kemudian setelah tau hakikat sebenarnya tentang ibnu taemiyah dgn melihat  langsung atau melihat kitab2nya ibnu taemiyah,maka as subki benar2 mencelanya sebagaimana adzahabi pun akhirnya mencela ibnu taemiyah dalam nasihatnya,lihat perkataan as subki dalam muqodimah ad durotul mudliyah fi roddi ibnu taemiyyah: 


  أما بعد، فإنه لما أحدث ابن تيمية ما أحدث في أصول العقائد، ونقض من دعائم الإسلام الأركان والمعاقد، بعد أن كان مستترا بتبعية الكتاب والسنة، مظهرا أنه داع إلى الحق هاد إلى الجنة، فخرج عن الاتباع إلى الابتداع، وشذ عن جماعة المسلمين بمخالفة الإجماع، وقال بما يقتضي الجسمية والتركيب في الذات المقدس، وأن الافتقار إلى الجزء- أي افتقار الله إلى الجزء- ليس بمحال، وقال بحلول الحوادث بذات الله تعالى، وأن القرءان محدث تكلم الله به بعد أن لم يكن، وأنه يتكلم ويسكت ويحدث في ذاته الإرادات بحسب المخلوقات، وتعدى في ذلك إلى استلزام قدم العالم، والتزامه بالقول بأنه لا أول للمخلوقات فقال بحوادث لا أول لها، فأثبت الصفة القديمة حادثة والمخلوق الحادث قديما، ولم يجمع أحد هذين القولين في ملة من الملل ولا نحلة من النحل، فلم يدخل في فرقة من الفرق الثلاث والسبعين التي افترقت عليها الأمة، ولا وقفت به مع أمة من الأمم همة، """وكل ذلك وإن كان كفرا شنيعا""" مما تقل جملته بالنسبة لما أحدث في الفروع ". ا.هـ.


: Sesungguhnya, setelah Ibnu Taimiyah membuat hal baru dalam usul-usul aqidah dan merusak dari pokok-pokok agama Islam yaitu rukun-rukun dan aqidah, setelah dia bersembunyi dengan (seakan-akan) mengikuti Al Kitab dan As-Sunnah,menampakkan diri bahwa dia mengajak pada yang Haq dan menujukkan ke sorga. Lalu dia keluar dari Ittiba’ (ikut al Qur’ah-as Sunnah) menuju bid’ah, nyleneh dari kaum muslimin dengan menyelisihi ijma’ ulama, dan dia mengatakan sesuatu yang konsekwensinya pen-jisim-an dan keter-susun-an dalam Dzat Allah Yang Suci, dan sesungguhnya butuhnya (Allah) pada Juz tidaklah mustahil, mengatakan bertempatnya mahluk pada dzat Allah, Al Qur’an adalah diciptakan yang Allah berbicara dengannya setelah al Qur’an tidak ada, Allah berbicara dan diam, pada Dzatnya terjadi kehendak-kehendak sesuai dengan mahluk-mahluk-Nya, dan berlanjut pada penetapan QIDAM (DAHULU) NYA ALAM dan pendapat TIDAK ADANNYA PERMULAAN BAGI MAHLUK…… dan semua (pendapat ibnu taimiyah) tersebut, meski merupakan KEKUFURAN yang jelek, namun lebih sedikit jumlahnya dinisbatkan pada yang telah di buatnya (Bid’ah?) dalam hal furu’”.



Maka perkataan yang akhir itu mesti di dahulukan daripada perkataan sebelumnya karena itu bagaikan sebuah ralatan.
Adapun Ad Dzahabi emang awalnya murid dan pengagum taemiyah,maka wajar mengkritik orang yang mencelanya,tetapi walau begitu,padfa akhirnya  beliau menyatakan dalam nasihat addahabiyah bahwa ibnu taimiyah terbawa oleh tiggi diri dan hubbu riyasah: kedudukan shgg mennyelisihhi ijma ulama.



 (إذا عُرف السبب بطل العجب) 
Maka ketika tau sebab2nya sesuatu,mk hilanglah kagum atas sesuatu itu.
Adapun jawaban poin [2]  : maka sebenarnya penulis wahabi itu jelas salah dgn menyebutkan bahwa itu perkataan Taqyuddin As subki ,karena assubki yang di maksud dalam rfrnsi kitab  di atas adalah baha'uddin as subki bukan Taqyuddin as subki, sedangkan Imam besar pembela madhab asyariyah dan menentang ibn taemiyyah adalah taqyuddin assubki yang banyak mengarang kitab bantahan terhadap ibnu taemiyah seperti kitab beliau yg bernama durrotul mudliyah fi roddi ala ibni taemiyyah dll, jadi itu beda orangnya, lihat saja dalam textnya juga jelas di sebutkan:

قال الإمام بهاء الدين السبكي  : (والله ما يبغض ابن تيمية إلا جاهل أو صاحب هوى ، فالجاهل : لا يدري ما يقول ، وصاحب الهوى يصدُّه هواه عن الحق بعد معرفته به

: BERKATA IMAM BAHAUDDIN ASSUBKI:“Tidaklah membenci Ibnu Taimiyah kecuali seorang yang bodoh atau pengekor hawa nafsu, orang yang bodoh tidak mengetahui apa yang dia katakan, adapun pengekor hawa nafsu maka hawa nafsunya telah menghalanginya dari kebenaran setelah dia mengetahuinya”.


coba baca yang cermat tulisannya...!! TU KAN BAHA'UDDIN ASSUBKI.....!!  


JUGA baca dalam kitab risalah zakiyah karya syaikh mar'i bin yusuf alhambali:


ولقد أنصف العلامة الإمام قاضي قضاة الإسلام بهاء الدين بن السبكي حيث يقول لبعض من ذكر له الكلام في ابن تيمية فقال:والله يا فلان ما يبغض ابن تيمية إلا جاهل أو صاحب هوى فالجاهل لا يدري ما يقول وصاحب الهوى يصده هواه عن الحق بعد معرفته به.

coba baca yang cermat tulisan yg merah...!! TU KAN BAHA'UDDIN ASSUBKI juga.....!!

Dan adapun yang tertulis dalam kitab roddul wafir juga adalah demikian:



 ولقد صدق العلامة الامام قاضي قضاة الاسلام بهاء الدين ابو البقاء محمد بن عبد البر بن يحيى السبكي الشافعي رحمه الله حيث يقول لبعض من ذكر له الكلام في ابن تيمية فقال :

والله يا فلان ما يبغض ابن تيمية إلا جاهل أو صاحب هوى ؛ فالجاهل لا يدري ما يقول ، وصاحب الهوى يصده هواه عن الحق بعد معرفته به.)انتهى.



Lihat text merah....itu tertulis bahauddin assubki..bukan taqyuddin assubki...!!! 


  • ADAPUN ibnu rajab,beliau berkata tentang  Ibn Taemiyah sebagaimana di sebutkan poleh taqyuddin alhisni dalam kitab dafu sibhi hal 123:


    وكان الشيخ زين الدين ابن رجب الحنبلي ممن يعتقد كفر ابن تيمية وله عليه الرد، وكان يقول بأعلى صوته في بعض المجالس معذور السبكي في تكفيره: 



    :Dan keadaan syaikh zaenuddin ibn rajab alhambali termasuk orang yang meyakini kafirnya ibn taemiyyah,dan beliau mgkn punya bantahan dalam hal itu,beliau pernah berkata di sebagian majlisnya:  udzur atas assubki dalam hal mengkafirkan ibn taemiyyah.

    Wallahu alam....

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Hukum Menggunakan Jalan Umum untuk Hajatan Pernikahan

    Jenazah Tidak Wajib dimandikan Jika Bisa Mandi Sendiri

    Pelaku Bom Bunuh Diri Bukan Mati Syahid