Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Mengkompromikan antara ayat istawa dan ayat laesa kamistlihi

Gambar
Pemahaman seseorang tentang lafad lafad dalam al Quran harus dengan makna dhohir/jelas, kecuali jika ada bukti yang menunjukan sebaliknya dari teks-teks lain, atau ijma,maka di sana yang di pakai adalah majaz/kiyasan Karena itu, perbedaan antara ayat "Dia tidak menyerupai apa pun," dan ayat "istawa" adalah bahwa ayat yang pertama menyangkal kemiripan apa pun kepada Allah. Yang  ke dua, di sisi lain kita menetapkan "istawa". Agar konsisten dengan lafadya, maka kita perlu menetapkan istawa tanpa menetapkan kemiripan dengan sesuatu yang fisik, karena makhluk adalah fisik, yaitu terbatas dan kuantitatif, dan oleh karena itu,mahluk membutuhkan Allah untuk menciptakannya. Itulah sebabnya mengapa salaf berkata "istawa bi-laa kayf," "istawa tanpa bagaimana" . Ini sudah cukup, tetapi jika Anda ingin rincian ......maka kita simak penjelasan berikut: Memahami ayat "Dia tidak menyerupai apapun" Ketika kita ingin memahami "Dia tidak m

Mandi 7 sumur adalah sebagian sunnah Nabi SAW

Gambar
Di nuqil dari blog  majelisrasulullah.org dengan sedikit penambahan.   Dalam soheh bukhari pada hadis ke 198 di riwayatkan: عن عائشة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : بَعْدَمَا دَخَلَ بَيْتَهُ وَاشْتَدَّ وَجَعُهُ هَرِيقُوا عَلَيَّ مِنْ سَبْعِ قِرَبٍ لَمْ تُحْلَلْ أَوْكِيَتُهُنَّ لَعَلِّي أَعْهَدُ إِلَى النَّاسِ وَأُجْلِسَ فِي مِخْضَبٍ لِحَفْصَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ طَفِقْنَا نَصُبُّ عَلَيْهِ تِلْكَ حَتَّى طَفِقَ يُشِيرُ إِلَيْنَا أَنْ قَدْ فَعَلْتُنَّ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى النَّاسِ Dari Aisyah ra berkata, sabda Rasulullah saw: "Ketika Nabi saw telah masuk ke dalam rumah dan sakit beliau semakin parah , beliau bersabda: "Siramkan air kepadaku dari tujuh geriba yang belum dilepas ikatannya, sehingga aku dapat memberi pesan kepada orang-orang". Kemudian nabi saw didudukkan di dalam ember besar milik Hafsah, istri Nabi SAW maka kami segera menyiramkan air kepada beliau hingga beliau memberi isyarat kepada

Bagaimana kita tahu bahwa wali bisa mendengar panggilan kita?"

Gambar
Seseorang bertanya:   Anda tidak akan memanggil/menyeru orang yang sudah meninggal untuk meminta bantuan, kecuali jika Anda memiliki kepercayaan bahwa panggilan itu akan disampaikan. Hal ini karena jika hal itu di lakukan hanya dengan asumsi bahwa panggilan anda akan sampai pada almarhum,maka ini sama saja dengan mengklaim pengetahuan terhadap hal yang gaib. Oleh karena itu, boleh boleh saja mengirim Salam kepada Nabi Sal Allahu alaihi Salam karena ada hadits yang menyebutkan para malaikat membawa dan menyampaikan Salam kepadanya, tapi bagaimana kita tahu bahwa Imam Nawawi atau Awliya terbesar seperti Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani mendengar panggilan atau salam anda? Jawaban: klaim pertama anda " Anda tidak akan memanggil orang yang sudah meninggal untuk meminta bantuan, kecuali jika Anda memiliki kepercayaan bahwa panggilan itu akan disampaikan  " ini tidak mencegah orang dari memanggil mereka untuk di minta bantuan, karena seorang wali  mungkin saja di bukakan hijab oleh All

As-Sanuusiyy tentang jenis jenis syirik

Gambar
  As-Sanuusiy (895 H) menyebutkan     jenis syirik: الأول : شرك استقلال وهو إثبات إلهين مستقلين كشرك المجوس الثاني : شرك تبعيض كشرك النصارى الذين قالوا إن الله ثالث ثلاثة الثالت : شرك تقريب وهو عبادة غير الله ليقرّب إلى الله زلفى، كشرك متقدمي العرب حين عبدوا الأحجار، وقالوا {ما نعبدهم إلا ليقرّبونا إلى الله زلفى } الرابع : شرك تقليد وهو عبادة غير الله تبعا كشرك الجاهلية قالوا {إنا وجدنا آباءنا على أمة وإنا على آثارهم مقتدون} الخامس : شرك الأسباب كشرك الفلاسفة والطبائعيين، ومن تبعهم على ذلك. السادس : شرك الأغراض وهو العمل لغير الله. فحكم الأربعة الأُوَل الكفر بالإجماع وحكم السادس المعصية من غير كفر، وحكم الخامس فمن قال في الأسباب العادية أنها مؤثرة بطبائعها كالنار في الإحراق والماء في الري والطعام في الشبع والشرب في المضروب فهو كافر ومن اعتقد أنا بقوة أودعها الله تعالى فيها فهو مبتدع. :"Jenis syirik Ada enam : 1-Syirik-secara mandiri, yaitu percaya bahwa ada dua tuhan yang independen, seperti syiriknya kaum Majuus (agama Persia kuno.) 2-Syirik pembagian, yaitu seperti syiriknya kau

Omong kosong Wahabi tentang tindakan Allah itu memiliki permulaan

Gambar
Wahabi membantah bahwa text alquran dengan bahasa arab dalam mushaf itu ada permulaan,dia berkata:  "Kalau orang yang menyatakan bahwa bahasa arab itu diciptakan karena merupakan tindakan dan pelaksanaan ilm Allah atau yang menunjukan apa yang Allah katakan dengan kalam QodimNya, maka kita juga harus mengatakan bahwa tindakan Allah menciptakan Adam juga diciptakan, dan ini juga masuk akal." dan  "Allah menciptakan Adam. produk dari sifat menciptakan adalah haadith;baru [ada permulaan] dan karena itu Adam diciptakan. Namun, bukan hanya Adam yang huduth ;baru [ada permulaan] , tetapi tindakan Allah dengan menciptakan adam juga di ciptakan  yakni  Tindakan yang terjadi dengan kehendak Allah yang memutuskan untuk membuat atau tidak membuat. Jadi, Anda harus percaya bahwa tidak hanya Adam yang diciptakan, tetapi tindakan Allah menciptakan Adam juga diciptakan dan ini hanyalah omong kosong. Jika Anda ingin percaya bahwa Adam diciptakan dengan kehendak allah yang kekal, sekali

Penolakan atas Kaedah- kaidah sifat versi salaf Ibnu Taemiyah

Gambar
Dalam bagian ini insya Allah, penulis yang lemah ini, dengan penuh rasa kelemahan diri, jesteru menyeru kepada semua pihak agar bersikap terbuka dalam menerima kebenaran yang dilihatnya, dari siapapun, apakah dari  pihak kawan maupun lawan. Sesungguhnya, sifat keterbukaan itulah yang bakal memberi manfaat yang besar bagi seseorang yang mencintai kebenaran itu sendiri. Adapun budaya ta’asub, budaya tidak mau mengakui kesalahan merupakan faktor yang menyebabkan orang-orang Jahiliyyah ketika dahulu terus dengan kejahiliyyahan mereka, takkala mereka berkata: “Kami tidak akan merubah kepercayaan yang kami terima dari bapa-bapa kami terdahulu”. Seseungguhnya, dalam membongkar sedikit kesamaran dan menjelaskan sedikit kekeliruan golongan sebagian pihak, bukan berarti penulis yang serba hina ini  merendahkan atau menghina golongan lain, tetapi sekedar mengikut manhaj qur’ani yang menyeru kepada: “saling memberi wasiat dan nasihat kepada kebenaran...”. Hakikatnya memang tidak dapat dinafikan la