Ingat, Besok Puasa Sunnah Tasu'a kemudian Asyura

Ingat, Besok Puasa Sunnah Tasu'a kemudian Asyura
Ngaji.Web.id - Diberitahukan bahwa bagi Kaum Muslimin yang awal tahun Hijriyah kemarin menggunakan Hisab maka besok Hari Senin Disunnahkan Puasa Tasu'a dan Hari Selasa Puasa Asyura, namu bagi yang mengikuti Ru'yatul Hilal maka Puasa Tasu'a Hari Selasa dan Puasa Asyura pada Hari rabu.

Berikut Dalil-dalil tentang Puasa Tasu'a dan Asyura:

Tasu'a adalah hari yang ke-9 dari bulan Muharram, sedang Asyura’ adalah hari yang ke-10 dari bulan Muharram. Adapun pemahaman yang menunjukkan puasa sembilan hari, mungkin saja mereka memiliki pandangan yang berbeda. Apabila  mau mengikuti hadist yang shahih berikut ini hadistnya :

عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ : كَانَتْ قُرَيْشٌ تَصُوْمُ عَاشُوْرَاءَ فِى اْلجَاهِلِيَّةِ وَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَصُوْمُهُ. فَلَمَّا هَاجَرَ اِلَى الْمَدِيْنَةِ صَامَهُ وَ اَمَرَ بِصِيَامِهِ. فَلَمَّا فُرِضَ شَهْرُ رَمَضَانَ، قَالَ: مَنْ شَاءَ صَامَهُ وَ مَنْ شَاءَ تَرَكَهُ. مسلم 2: 792

Dari Aisyah RA, ia berkata : Adalah kaum Quraisy berpuasa Asyura’ pada masa jahiliyah dan Rasulullah SAW juga berpuasa. Maka setelah berhijrah ke Madinah, beliau tetap berpuasa Asyura’ dan memerintahkan kepada para shahabat untuk berpuasa pada hari itu. Maka setelah diwajibkan puasa di bulan Ramadlan, lalu beliau bersabda, Barangsiapa yang ingin berpuasa Asyura’ silakan berpuasa, dan barangsiapa yang ingin meninggalkannya silakan tidak berpuasa’. [HR. Muslim juz 2, hal. 792]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ : قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ ص الْمَدِيْنَةَ فَوَجَدَ اْليَهُوْدَ يَصُوْمُوْنَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، فَسُئِلُوْا عَنْ ذلِكَ، فَقَالُوْا: هذَا اْليَوْمُ الَّذِيْ اَظْهَرَ اللهُ فِيْهِ مُوْسَى وَ بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ عَلَى فِرْعَوْنَ، فَنَحْنُ نَصُوْمُهُ تَعْظِيْمًا لَهُ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص: نَحْنُ اَوْلَى بِمُوْسَى مِنْكُمْ، فَاَمَرَ بِصَوْمِهِ. مسلم 2: 795

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa Asyura. Lalu mereka ditanya (Rasulullah SAW) tentang hal itu. Maka jawab mereka, Hari ini adalah suatu hari yang Allah memberikan kemenangan kepada Nabi Musa dan Bani Israil atas Fir’aun, maka kami berpuasa pada hari ini untuk mengagungkannya. Lalu Nabi SAW bersabda, Kalau begitu kami lebih berhaq terhadap Nabi Musa daripada kalian. Kemudian beliau memerintahkan untuk berpuasa Asyura’. [HR. Muslim juz 2, hal. 795]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: حِيْنَ صَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَ اَمَرَ بِصِيَامِهِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظّمُهُ اْليَهُوْدُ وَ النَّصَارَى. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: فَاِذَا كَانَ اْلعَامُ الْمُقْبِلُ اِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا اْليَوْمَ التَّاسِعَ. قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ اْلعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفّيَ رَسُوْلُ اللهِ ص. مسلم 2: 798

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : Ketika Rasulullah SAW berpuasa Asyura’ (hari ke sepuluh bulan Muharram) dan beliau memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu, para shahabat berkata, Ya Rasulullah, sesungguhnya hari itu adalah suatu hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi dan Nashara. Lalu Rasulullah SAW bersabda, Jika aku masih hidup sampai tahun depan, insya Allah kami akan berpuasa Taasi’a (hari ke sembilan). Ibnu Abbas berkata, Ternyata belum sampai tahun berikutnya, beliau telah wafat. [HR. Muslim juz 2, hal. 798]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَيْرٍ (لَعَلَّهُ قَالَ: عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ): قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَئِنْ بَقِيْتُ اِلىَ قَابِلٍ لاَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ. مسلم 2: 798

Dari 'Abdullah bin 'Umair (Barangkali ia mengatakan dari 'Abdullah bin 'Abbas RA, ia berkata) : Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kalau aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku berpuasa hari ke-9 (bulan Muharram)". [HR. Muslim juz 2, hal. 798] 

عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ اَمَامَهُ وَ سَنَةٌ خَلْفَهُ. وَ مَنْ صَامَ عَاشُوْرَاءَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ. الطبرانى فى الاوسط باسناد حسن

Dari Abu Sa’id Al-Khudriy RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang berpuasa Arafah, diampuni baginya (dosanya) setahun yang lalu dan setahun berikutnya. Dan barangsiapa yang berpuasa Asyura’, diampuni baginya (dosanya) satu tahun. [HR. Thabrani, di dalam Al-Ausath dengan sanad hasan]


Disadur dari Soffah.net

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Menggunakan Jalan Umum untuk Hajatan Pernikahan

Jenazah Tidak Wajib dimandikan Jika Bisa Mandi Sendiri

Pelaku Bom Bunuh Diri Bukan Mati Syahid