Cegah Pengaruh Ekstrimisme, Peran Rohis Harus Ditingkatkan
Radikalisme kini menjadi musuh bersama. Karena paham ini, jika semakin berkembang akan mengganggu kedamaian hidup berbangsa dan bernegara. Masyarakat Indonesia dengan berbagai macam latar belakang, harus bisa menjadikan toleransi dan kedamaian dalam bermayaarakat terus dijaga. Oleh karenanya, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin memberikan perhatian bersama terkait radikalisme ini, salah satunya melaui peran dan keberadaan rohani Islam di SMA/SMK.
“Di Indonesia ada 60 juta dari anak Indonesia, jika 1 persen saja terpengaruh menjadi ekstrim, betapa luar biasa ancaman ini. Ancaman ini sudah didepan mata, ideologi ekstrim ini bisa masuk lewat media sosial,” terang Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin saat Jumpa Pers Perkemahan Rohis Nasional II di Perkemahan Cibubur bulan Mei mendatang, di Jakarta, Kamis (28/4). Hadir mendampingi Dirjen, Direktur PAIS Amin Haedari.
Kamaruddin berkisah, pernah ada testimoni kepada siswa dengan berbagai pertanyaan, semisal “Setujukah anda, Pancasila sebagai dasar negara”? Ternyata jawaban siswa ada yang setuju dan ada juga yang tidak. Bahkan ketika ditanya, tentang pendapat siswa terkait keberadaan non muslim, ada juga siswa yang menjawab bahwa non muslim itu masuk neraka, tidak boleh diajak berteman, tidak boleh diajak bergaul, bahkan ada yang lebih ekstrim, tidak boleh hidup disini.
“Potensi-potensi inilah yang harus diantisipasi, salah satunya dengan rohis ini,” tandas Kamaruddin.
Untuk itu, ujar Kamaruddin, pembinaan rohis harus ditingkatkan, serta mendorong guru-guru di sekolah harus membangun komunikasi sinergi dengan pengurus rohis.
Selain melalui perkemahan Rohis, ujar Dirjen, dalam meminimalisasi gerakan ekstrim yang ada, Kemenag juga telah menyusun kurikulum yang diberi nama “Isra” (Islam rahmatan lil alamin).
“Kita sudah ada buku pengayaan, kurikulum dan pelatihan secara massif,” kata Kamaruddin yang menambahkan bahwa dalam waktu dekat, Ditjen Pendis akan melaunching 6 buku yang akan menghadirkan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Keeanam buku tersebut mengangkat tema “memperkenalkan islam yang rahmatan lil alamin”.
Perkemahan Rohis yang akan dihadiri 1.800 siswa SMA/SMK dari 33 Provinsi ini materi dan kegiatannya akan menonjolkan nilai-nilai damai dan keramahan dan menghargai perbedaan. (rief/dm/dm/Kemenag).
Komentar
Posting Komentar