Imam Dzahabi menuduh ibnu Taemiyah Ahli Bidah





Di nuqil dari blog kang Dean Sasmita dengan sedikit penambahan...
Imam Adz-Dzahabi adalah salah satu ulama yang dipercayai oleh wahabi karena beliau juga merupakan murid Ibnu Taimiyyah yang memuji-muji Ibnu Taimiyyah. Padahal di akhir-akhir hidupnya imam Adz-Dzhabi membebaskan diri dari Ibnu Taimiyyah disebabkan pandangan-pandangan Ibnu Taimiyyah yang banyak menyimpang,Addzahabi berkata : 


" ومن آدابه : قال عبد الله بن أحمد - بن حنبل - رأيت أبي يأخذ شعره من شعر النبي صلى الله عليه وسلم فيضعها على فيه يقبلها وأحسب أني رأيته يضعها على عينه
ويغمسها في الماء ويشربه يستشفي به ورأيته أخذ قصعة النبي صلى الله عليه وسلم فغسلها في حب الماء ثم شرب فيها ورأيته يشرب من ماء زمزم يستشفي به ويمسح به يديه ووجهه .

قلت - أي الذهبي - : أين المتنطع المنكر على أحمد وقد ثبت أن عبد الله سأل أباه عمن يلمس رمانة منبر النبي صلى الله عليه وسلم ويمس الحجرة النبوية فقال : لا أرى بذلك بأسا . أعاذنا الله وإياكم من رأي الخوارج ومن البدع ".


Dan di antara adabnya Imam Ahmad“ Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata “ Aku telah melihat ayahku mengambil sehelai rambut Nabi Saw kemudian meletakkannya dimulutnya dan menciuminya. Aku juga melihatnya meletakkan rambut itu di tengah-tengah kedua matanya kemudian beliau mencelupkannya ke dalam air dan meminum airnya untuk dijadikan obat dengannya. Aku juga pernah melihat ayahku mengambil wadah berisi rambut Nabi Saw lalu ayahku mencucinya di dalam kantong air kemudian meminum dengannya. Aku juga melihat ayahku minum air zamzam berharap sembuh dengannya dan mengusapkannya ke kedua tangan dan wajahnya. Aku (imam Adz-Dzahabi) katakan “ Adakah orang berlebihan yang memungkiri imam Ahmad ? sungguh telah tetap bahwasanya Abdullah telah bertanya pada ayahnya (imam Ahmad) tentang orang yang menyentuh pegangan mimbar Nabi Saw dan juga menyentuh kamar Nabi Saw, maka ayahku menjawab “ yang demikian itu tidak apa-apa “, semoga kami dan kalian dilindungi Allah dari RO’YU (PAHAM) KHOWARIJ DAN DARI BI’DAH-BID’AH “.(Siyar A’lam an-Nubala : 11/212) 

Nah yang di maksudkan oleh imam ad dzahabi dengan perkataan KHOWARIJ DAN DARI BI’DAH adalah Ibnu Taemiyah,faktanyA adalah perkataan Ibnu taemiyah dalam Majmu fatawa juz 26 hal 97: 


(( وأما الركن اليماني فلا يقبل على القول الصحيح و أما سائر جوانب البيت و الركنان الشاميان و مقام إبراهيم فلا يقبل و لا يتمسح به باتفاق المسلمين المتبعين للسنة المتواترة
عن النبى صلى الله عيه و سلم فإذا لم يكن التمسح بذلك و تقبيله مستحبا فأولى أن لا يقبل و لا يتمسح بما هو دون ذلك واتفق العلماء على أنه لا يستحب لمن سلم على النبى صلى
الله عليه و سلم عند قبره أن يقبل الحجرة و لا يتمسح بها لئلا يضاهي بيت المخلوق بيت الخالق )).


;Adapun rukun yamani maka tidak boleh menciumnya menurut qaul yang soheh,adapun sudut sudut kabah dan dua rukun syam juga maqom ibrohim,maka tidak boleh menciumnya dan juga mengusapnya dengan kesepakatan kaum muslimin, juga kesepakatan orang yang mengikuti sunnah dari Nabi SAW,maka ketika mencium dan mengusapnya tidak di sunnahkan, yang utama adalah jangan mencium ataupun mengusap sesuattu benda yang tingkatannya di bawah yang telah di sebutkan tadi,dan sepakat ulama sesungguhnya tidak di sunnahkan bagi orang yang membaca salam pada Nabi dekat quburnya untk mencium quburan dan juga tidak di sunnahkan mengusapnya,supaya tidak menyamakan antara rumah [baet] sang kholiq dengan baet [rumah] mahluk.

Maka jelas imam dzahabi berlindung daripada mengikuti jalan ibnu taemiyah yang mubtadi

Klaim Ibnu taemiyah bahwa sepakat kaum muslimin atas tidak bolehnya mencium dan mengusap qubur nabi ,itu adalah dusta,terbukti dengan perkataan Ad dzahabi di atas, yang sangat menggelikan dari pernyataan ibnu taemiyah pada ujung fatwanya: maka tidak boleh menyerupakan baetullah [kabah] dengan rumah mahluk,beliau cuma membedakan antara baetulloh kabah musyarofah dengan rumah2 manusia hanya dengan bolehnya mengusap...:d 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenazah Tidak Wajib dimandikan Jika Bisa Mandi Sendiri

Pelaku Bom Bunuh Diri Bukan Mati Syahid

Saat Nabi Menjawab Pertanyaan