Bantahan atas orang yang mengingkari hadis; “Allah ada pada azali dan tidak ada sesuatu bersama-Nya”
Wahabi sudah terbiasa membolak balik fakta atau tidak memahami maksud sebenarnya dari perkataan para ulama dalam kitab kitabnya,walau pun ulama tersebut adalah idola mereka seperti Syaekh Ibnu Taemiyah,hal tersebut terjadi entah emang tidak tau karena tidak punya sanad pada ulama ulama tersebut ataupun emang kesengajaan...contohnya mereka menolak perkataan Imam Ali Kw yang menyatakan“ Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat, dan Dia Allah sekarang (setelah menciptakan tempat) tetap sebagaimana pada sifat-Nya yang dulu ;[ ada tanpa tempat ] ",dengan perkataan ibnu taemiyah :Para ahli ilmu dari kalangan ahli hadits menjelaskan bahwa ;Perkataan di atas TIDAK ADA ASAL-USULNYA ALIAS PALSU. Syekh al Islam Ibnu Taimiyah dalam MAJMU' FATAWANYA JUZ 2 HAL.272 mengatakan :
وَلَيْسَ هُوَ فِي شَيْءٍ مِنْ دَوَاوِينِ الْحَدِيثِ لَا كِبَارِهَا وَلَا صِغَارِهَا وَلَا رَوَاهُ أَحَدٌ
مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ بِإِسْنَادِ لَا صَحِيحٍ وَلَا ضَعِيفٍ وَلَا بِإِسْنَادِ مَجْهُولٍ وَإِنَّمَا تَكَلَّمَ
بِهَذِهِ الْكَلِمَةِ : بَعْضُ مُتَأَخِّرِي مُتَكَلِّمَةِ الْجَهْمِيَّة فَتَلَقَّاهَا مِنْهُمْ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ
وَصَلُوا إلَى آخِرِ التَّجَهُّمِ - وَهُوَ التَّعْطِيلُ وَالْإِلْحَادُ - . وَلَكِنَّ أُولَئِكَ قَدْ يَقُولُونَ :
كَانَ اللَّهُ وَلَا مَكَانٌ وَلَا زَمَانٌ وَهُوَ الْآنَ عَلَى مَا عَلَيْهِ كَانَ
" Perkataan itu tidak pernah tercatat dalam DUPLIKAT KITAB-KITAB HADITS,baik kitab-kitab yang besar maupun yang kecil.Dan tidak ada seorangpun dari kalangan ahli ilmu yang meriwayatkan perkataan itu.Tidak juga dengan sanad yang SHAHIH ataupun YANG DHA'IF,bahkan walau MAJHUL sekalipun. Akan tetapi yang mengusung perkataan ini adalah sebagian orang belakang dari kelompok ahli kalam JAHMIYAH [ kaum yang mendustakan sifat" Allah ].Kemudian mereka mempertemukan kalimat itu dari kalangan mereka. Mereka temukan hingga akhirnya sampai akhir JAHMnya yaitu ;MEMBUANG SIFAT- SIFATALLAH DAN MENYELEWENGKAN MAKNA DZAHIRNYA .Akan tetapi terkadang mereka juga mengatakan : Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat, dan Dia Allah sekarang (setelah menciptakan tempat) tetap sebagaimana pada sifat-Nya yang dulu ;[ ada tanpa tempat ] ".
jga dengan perkataan Imam ibnu Hajar:Ibnu Hajar Berkata ;
وقع في بعض الكتب في هذا الحديث كان الله ولا شيء معه وهو الآن
على ما عليه كان وهي زيادة ليست في شيء من كتب الحديث نبه
على ذلك العلامة تقي الدين بن تيمية
;" Terdapat pada beberapa kitab [ buku ] dalam periwayatan hadits ini ;
[ أن الله قدر مقادير الخلائق قبل أن يخلق السماوات والأرض بخمسين
ألف سنة وكان عرشه على الماء ]
Yaitu kalimat ;
كان الله ولا شيء معه وهو الآن
على ما عليه كان
“ Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat, dan Dia Allah sekarang (setelah menciptakan tempat) tetap sebagaimana pada sifat-Nya yang dulu ;[ ada tanpa tempat ] ". ITU ADALAH KALIMAT TAMBAHAN YANG TIDAK PERNAH ADA [ TERCATAT ] DALAM KITAB-KITAB HADITS. Orang yang sangat Alim ; Taqiyuddin Ibnu Taimiyah telah memberikan penjelasan tentang masalah itu ". Lihat ; FATH AL BARI JUZ.6 HAL.272.
ana berkata: [ jika kita cek terjemah mereka dengan seksama itu sangat anburadul]
ana berkata: [ jika kita cek terjemah mereka dengan seksama itu sangat anburadul]
================================================================
Kita buktikan kelicikan dan penuqilan mereka yang sepotong sepotong dan juga tidak tepat pada tempatnya...!!!
Yang di kritik oleh ibnu taemiyah dan Ibnu hajar dalam perkataanya tersebut bukanlah tentang perkataan Imam Ali: Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat, dan Dia Allah sekarang (setelah menciptakan tempat) tetap sebagaimana pada sifat-Nya yang dulu], jadi mereka salah memahami perkataan kedua imam itu,karena yang lagi di kritik oleh kedua Imam itu adalah sepotong terakhir Matan hadis yang berbunyi:
كان الله ولا شيء معه، وهو الآن على ما عليه كان
Allah ada tanpa permulaan dan tanpa sesuatu [معه] bersamaNya, dan Dia Allah sekarang (setelah menciptakan tempat) tetap sebagaimana pada sifat-Nya yang dulu ]
Bagaimana duduk masalah yang sebenarnya?? maka ana kan bawakan perkataan kedua imam tersebut dengan lengkap dan juga perkataan keduanya dari kitab2nya yang lain yang ada kaitan dengan dua perkataan kedua imam di atas...
Ibnu temiyah menetapkan dan juga di ikuti oleh Para pengikutnya bahwa keberadaan nau [rangkaian] alam atau hawadis itu qodim; kekal,sehingga alam tersebut selalu ada bersama keberadaan allah yang qodim,jadi Allah bukan telah ada sebelum alam,tapi memang alam ada bersama keberadaan Allah yang qodim,lihat perkataanya dalam majmu fatawa 18/239:
: "وإن قُدِّر أن نوعها لم يزل معه فهذه المعية لم يَنْفها شرع ولا عقل! بل هي من كماله"انتهى.
: Dan seandainya Allah menghendaki bahwa nau ;rangkaian' alam itu selalu bersamaNya,maka maiyah; kebersamaan ini tidak bisa di nafikan oleh syara ataupun oleh akal,malah itu adalah sebagian kesempurnaan Nya.
Karena pendapatnya ini, maka Ibnu taemiyah membahas dan mengkritik riwayat matan hadis : كان الله ولا شيء معه ; Allah ada tanpa permulaan dan tanpa sesuatu [معه] bersamaNya, YANG MENJADI SASARAN PEM,BAHASAN matan hadis ini adalah dua hal :
1.Bahwa hadis ini bukanlah dari kitab Imam Bukhari, [yang ada dalam albukhari adalah:كَانَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرُهُ ; Allah ada tanpa permulaan dan tidak ada sesuatupun [غَيْرُهُ] selainNya” HR Al-Bukhari no 3191) sehingga Albani berkata dalam syarah aqidah tohawiyah ibnu abil izz hal 139:
"رواية: (معه) لم أجدها عند البخاري!" ثم قال: "وكلام الحافظ ابن حجر في شرحه للحديث يشعر بأن هذه الرواية (معه) لم يقف عليها"انتهى.
;Riwayat lafad (معه) maka aku tidak menemukannya dalam albukhari,dan perkataan al hafid ibnu hajar dalam syarahnya pada hadis tersebut memberitahukan bahwa riwayat (معه);bersamaNya] tidak menjadi pijakan atasnya.
" وقع في بعض الكتب في هذا الحديث " كان الله ولا شيء معه، وهو الآن على ما عليه كان " وهي زيادة ليست في شيء من كتب الحديث، نبه على ذلك العلامة تقي الدين بن تيمية، وهو مسلم في قوله، " وهو الآن " إلى آخره، وأما لفظ " ولا شيء معه " فرواية الباب بلفظ " ولا شيء غيره " بمعناها "
;Telah ada di sebagian kitab dalam hadis ini :Allah ada tanpa permulaan dan tanpa sesuatu [معه] bersamaNya, Dia Allah sekarang tetap sebagaimana pada sifat-Nya yang dulu", ini adalah penambahan yang tidak ada dalam kitab kitab hadis manapun, Al alamah Taqiyuddin Ibnu Taimiyah telah memberikan penjelasan tentang masalah itu,dan ia menunjuk [tambahan] pada perkataan وهو الآن على ما عليه ; Dia Allah sekarang tetap sebagaimana pada sifat-Nya yang dulu]',adapun lafad; " dan tanpa sesuatu [معه] bersamaNya",[dengan lafad maahu]" ,maka riwayat yang sebenarnya pada bab ini dengan lafad goeruhu ; "dan tidak ada sesuatupun [غَيْرُهُ] selainNya" ,itu [sama] maknanya.
Klau kita cermati perkataan ibnu hajar ini, maka bukanlah seperti APA yg di maksudkan oleh al bani, justru dalam perkataan itu ada dua hal yang menentang perkataan albani tersebut:
1.LAFAD bab yg di syarahkan oleh Ibnu hajar yaitu: tidak ada sesuatupun [غَيْرُهُ] selainNya ,di sertai penjelasan beliau bahwa tidak ada perbedaan antara lafad (غيره;selainNya ) dan lafad (معه; bersamaNya),ini justru bertentangan dengan perkataan ibnu taemiyah dan orang2 yang mengikutinya.
2..bahwa riwayat; كان الله ولا شيء معه، وهو الآن على ما عليه كان ; Allah ada tanpa permulaan dan tanpa sesuatu [معه] bersamaNya, dan Dia Allah sekarang tetap sebagaimana pada sifat-Nya yang dulu"], itu tidak ada dalam kitab kitab hadis,dan yang di maksud oleh beliau ; "tidak ada dalam kitab kitab hadis"' adalah pada kalimat ini:
;وهو الآن
على ما كان عليه
: dan Dia Allah sekarang tetap sebagaimana pada sifat-Nya yang dulu"
,jadi tambahan itu pada kalimat tersebut dan bukanlah keseluruhan hadis itu tidak ada dalam kitab kitab hadis, dan sesungguhnya ibnu taemiyah pun memperingatkan sebagaimana yang di jelaskan oleh ibnu hajar,ini terbukti dalam karya ibnu taemiyah yang bernama jamiur rosail,beliau berkata:
,jadi tambahan itu pada kalimat tersebut dan bukanlah keseluruhan hadis itu tidak ada dalam kitab kitab hadis, dan sesungguhnya ibnu taemiyah pun memperingatkan sebagaimana yang di jelaskan oleh ibnu hajar,ini terbukti dalam karya ibnu taemiyah yang bernama jamiur rosail,beliau berkata:
:"ومن أعظم الأصول التي يعتمدها هؤلاء الاتحادية، الملاحدة، المدعون للتحقيق والعرفان: ما ياثرونه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (كان الله ولا شيء معه، وهو الان على ما عليه كان). وهذه الزيادة وهو قوله: (وهو الان على ما عليه كان) كذب مفترى على رسول الله صلى الله عليه وسلم ، اتفق اهل العلم بالحديث على انه موضوع مختلق، وليس هو في شيء من دواوين الحديث، لا كبارها ولا صغارها، ولا رواه احد من اهل العلم بإسناد، لا صحيح ولا ضعيف، ولا باسناد مجهول، وانما تكلم بهذه الكلمة بعض متاخرى متكلمة الجهمية، فتلقاها منهم هؤلاء، الذين وصلوا الى اخر التجهم ـ وهو التعطيل والالحاد.
Dan di antara sandaran usul terbesar yg di jadikan pegangan kaum ittihad [allah menyatu dengan mahluk] dan kaum penyimpang yang mngklaim ahli tahqiq dan ahli marifat yaitu apa yang di sandarkan pada Nabi SAW,bahwa bekliau berkata:كان الله ولا شيء معه، وهو الان على ما عليه كان). ; allah ada tanpa permulaan dan tidak ada sesuatu pun bersamaNya dan Dia Allah sekarang tetap sebagaimana pada sifat-Nya yang dulu ",dan adapun tambahan di sini yaitu perkataan: وهو الان على ما عليه كان). dan Dia Allah sekarang tetap sebagaimana pada sifat-Nya yang dulu' ,tambahan ini adalah dusta yang di buat buat atas Rasulullah SAW, telah sepakat ahli ilmu hadis bahwa itu maudu dan muhtalif,dan tidak ada dalam kitab kitab hadis,apakah kitab yang besar ataupun yang kecil dan tidak pernah di riwayatkan oleh seorang pun dari ahli ilmu sanad,tidak dalam hadis sahih atau pun dhoif,tidak dengan isnad majhul,dan sungguh yg berkata dengan perkataan tambahan itu adalah sebagian kaum jahmiyah akhir,maka mereka mengambil perkataan itudengan akhir jahmiyah yaitu menafikan sifat allah dan menyimpang.
Lihat bahwa yang di maksud tambahan oleh ibnu taemiyah adalah pada kalimatوهو الان على ما عليه كان ).; dan Dia Allah sekarang tetap sebagaimana pada sifat-Nya yang dulu" ,DAN bukan keseluruhan matan hadis tersebut merupakan penambahan.
Dan makin menguatkan akan batalnya apa yang di maksdud oleh albani atas klaimnya di atas,yaitu perkataan Ibnu hajar dalam fathul bari 6/333;
: "وفي رواية غير البخاري (ولم يكن شيء معه)، والقصة متحدة فاقتضى ذلك أن الرواية وقعت بالمعنى"
: Dalam riwayat selain riwayat imam bukhari ada dengan lafad pada Nabi SAW,bahwa bekliau berkata:كان الله ولا شيء معه Allah ada tanpa permulaan dan tanpa sesuatu [معه] bersamaNya ,dan qisahnya adalah satu maka dengan hal itu menunjukan bahwa riwayat itu sama maknanya.
Malah ibnu taemiyah sendiri telah menisbatkan riwayat tersebut kepada imam albukhari dalam beberapa tempat dalam kitabnya as sofadiyah 1/15
Maka jelaslah kacaunya hujjah mereka,dan memakai hujjah bukan pada tempatnya alias dusta atas nama ulama,itu di lakukan mereka utk menafikan dalil hadis bahwa Allah ada tanpa permulaan dan tidak ada sesuatu pun bersamaNya [ada tanpa tempat dan arah] karena arah dan tempat termasuk syaiun; sesuatu yang di ciptakanNya...
Komentar
Posting Komentar