Mengapa Islam Mengharamkan Bunuh Diri?

bunuh diri dalam islam
Jagat maya Tanah Air, Jumat (17/3), dibuat geger oleh aksi seorang pria yang melakukan bunuh diri secara live via Facebook. Belakangan diketahui pria tersebut bernama Pahinggar Indawan (36) asal Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Sebelum melakukan bunuh diri, Pahinggar menyampaikan pesan terakhir yang ditujukan kepada istrinya, Dina Febrianti. Ia diduga mengalami frustasi lantaran ditinggal istrinya.

Aksi bunuh diri, sebenarnya diharamkan dalam Islam. Seperti firman-Nya dalam hadits Qudsi, “Hambaku yang mempercepat pengakhiran hidupnya, Aku haramkan baginya masuk surga.”. Lantas, Mengapa Islam melarangnya? berikut pemaparan dari Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi dalam karyanya Anda Bertanya Islam Menjawab,

1.Pertama, Allah swt. yang memberi hidup (nyawa)
Allah menetapkan bahwa soal nyawa adalah urusan dan hak-Nya. Karenanya, sama dosanya mencabut nyawa orang lain dengan mencabut nyawanya sendiri. Sebab, perbuatan seperti itu me­rupakan pelanggaran terhadap hak Allah. Itu bukan hak manu­sia. Nyawa adalah pemberian Allah dan menjadi urusan, wewe­nang, serta hak mutlak-Nya. Jika ia bunuh diri, berarti ia me­rampas milik Allah.

Firman Allah dalam hadits Qudsi,
“Hambaku yang mempercepat pengakhiran hidupnya, Aku haramkan baginya masuk surga.”

2. Kedua, orang yang melakukan bunuh diri adalah karena kelemahan imannya
Bukan karena kesulitan hidup yang men­cekam dirinya. Manfaat iman ialah tahan menderita dan tabah menghadapi ujian dari Allah. Sedang bunuh diri adalah keputus-asaan terhadap takdir dan rahmat Allah. Keadaan alam se­lalu berubah-ubah. Begitu juga nasib manusia. Seorang muk­min dalam keseluruhan hidupnya harus terkait kepada Tuhan­nya. Apabila ditimpa musibah atau ujian hidup, hendaknya kembali kepada Tuhannya dan selalu ingat kepada Allah. Tan­pa ingat kepada Allah, hati manusia selalu menghadapi ke­guncangan.
Firman Allah,
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman, hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat-Nya. Ingatlah! Hanya dengan mengingat ke­pada Allah, hati akan menjadi tenang.” (QS: ar-Ra’d: 28)
Dia tidak menghadapi kesulitan seorang diri, tetapi ada Tuhan yang akan memberinya kekuatan, menenteramkan hati­nya, dan mengatasi kesulitannya.

Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wa salam. bersabda, “Mengherankan urusan orang mukmin. Semua persoalannya baik. Apabila mendapat musi­bah, dia bersabar. Bila mendapat nikmat, dia bersyukur. Kedua-duanya baik buat dia.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Menggunakan Jalan Umum untuk Hajatan Pernikahan

Jenazah Tidak Wajib dimandikan Jika Bisa Mandi Sendiri

Pelaku Bom Bunuh Diri Bukan Mati Syahid