Menaati Perintah dan Meyakini Rahmat

 Menaati perintah dan meyakini rahmat
Allâh tidak membutuhkan amal hamba-Nya. Dia memerin-tah hamba-Nya untuk beramal, tak lain agar ia mengakui bahwa dirinya lemah (i’tiraf) dan selalu membutuhkan pertolongan. Pengakuan macam ini sangat penting.

Diceritakan bahwa ada dua ruh disiksa di Neraka. Allâh kemudian memerintahkan agar keduanya dikeluarkan. Setelah keluar, Allâh bertanya kepada mereka, “Apakah yang menyebabkan kalian masuk Neraka?”

“Nafsu kami,” jawab mereka.

“Bukankah telah Kularang kalian bermaksiat kepada-Ku? Bukankah Aku telah mengutus para rasûl dengan bukti-bukti nyata? Dan bukankah telah Kukatakan lewat lisan para ulama bahwa siapa saja yang taat akan memperoleh Surga, istana, wildan dan bidadari, sedang orang yang bermaksiat akan tinggal di Neraka bersama Qârûn, Fir‘aun dan Hâmân?”

“Benar, tetapi kami tidak taat dan selalu bermaksiat kepada-Mu.”

“Kembalilah kalian ke Neraka, dan rasakanlah siksa-Ku,” perintah Allah.

Ruh yang satu bergegas kembali, namun ruh yang lain berjalan dengan enggan sambil sesekali menoleh ke belakang.

“Mengapa kau berjalan cepat-cepat?” tanya Allâh kepada ruh yang pertama.

“Ya Tuhan, dahulu aku selalu membangkang perintah-Mu, sekarang sudah seharusnya aku taat kepada-Mu.”

“Dan kau, mengapa kau tidak segera kembali ke Neraka?” tanya Allâh kepada ruh kedua.

“Aku sangat mengharap ampunan-Mu, karena mustahil Kau akan mengembalikan kami ke Neraka setelah membebaskan kami darinya.”

“Masuklah kalian berdua ke dalam Surga. Masuklah, karena kau telah menaati perintah-Ku. Dan masuklah, karena kau percaya pada rahmat dan kemurahan-Ku.” (I:51)
Habib Muhammad bin Hadi Asseggaf, Tuhfatul Asyrof

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenazah Tidak Wajib dimandikan Jika Bisa Mandi Sendiri

Hukum Menggunakan Jalan Umum untuk Hajatan Pernikahan

Pelaku Bom Bunuh Diri Bukan Mati Syahid