Ramadhan di Kota Tarim Yaman ( Bagian 2 )
Setelah sebelumnya kami bagikan terkait tarawih di Tarim (baca: Ramadhan di Kota Tarim Yaman bagian 1), selanjutnya yuk kita simak kembali ramadhan di Tarim, Yaman. Pada kesempatan kali ini kami sampaika mengenai beberapa informasi menarik selama ramadhan di Tarim, Yaman..
Secara mendalam tentang Ramadhan di Tarim, Yaman
- Khotmul Qur'an ramadhan di Tarim disebut "khotmu Rubu'" sebab khataman ini dilaksanakan setiap 4 empat hari sekali. Diantara masjid yang melaksanakan khotmur rubu' antara lain Masjid Al Muhdlar, Masjid Ba'alawi, Masjid Saqqaf, Masjid Wae'l, selain itu banyak juga masjid yang melakasnakan "Khotmu Sitt" yaitu khataman setiap 6 hari sekali.
- Panasnya cuaca ramadhan membuat masjid masjid menyediakan infrastruktur penunjang agar membuat nyaman ahli ibadah dengan memasang puluhan AC khusus daerah padang pasir dan puluhan kipas angin. Sementara itu kamar mandi juga disiapkan bagi yang ingin berendam mendinginkan badan di kolam mandi yang disebut "Jabiyah".
- Biasanya setelah ashar pada Jumat pertama bulan ramadhan seluruh masyarakat dan santri mancanegara yang berada di Tarim melaksanakan ziarah ke makam para sahabat dan Waliyulloh di makam "Zambal", yang dipimpin oleh mufti Tarim dan para ulama Tarim. Kegiatan ini dilakukan hingga menjelang waktu berbuka puasa. Kemudian peziarah bergegas ke masjid untuk berbuka dengan takjil yang telah disediakan dan dilanjutkan sholat tasbih serta sholat awwabin. Barulah setelah itu mereka kembali kerumah masing masing.
- Pada hari ke 9 sembilan diadakan majelis di kediaman Al Imam Haddad dan kediaman keluarga Al Hamid. Perkumpulan ini lazim disebut "Tsamrotu Tasi'." Pada acara itu di isi dengan bermacam macam qosidah nasehat.
- Pada hari ke 19 sembilan belas diadakan majelis di kediaman kholifatussalaf Al-Habib Alwi Bin Abdulloh Bin Syihabuddin. Dalam acara ini, berisi ceramah agama dan nasehat yang dilanjutkan dengan pembacaan qasidah pujian tentang bulan ramadhan sambil menikmati secangkir kopi khas Tarim.
- Ada hal menarik juga di kalangan masyarakat desa Tarim. Nuansa islami disini sangat terasa bahkan tidak hanya di dalam masjid melainkan diluar juga. Biasanya sejak tanggal 11 sebelas ramadhan hingga 29 ramadhan sambil berharap datangnya lailatul qodar, masyarakat Tarim saling bertukar undangan dengan tetangga dan kerabat untuk bersantap hidangan buka puasa dalam rangka khataman masjid yang ada disekitar rumahnya. Sementara anak anak kecil laki laki maupun perempuan saling berkunjung ke rumah teman sepermainannya, saling bergantian menyanyikan lagu lagu anak yang diwariskan para ulama pendahulunya. Lagu lagu tersebut disebut dengan "Khotamy". Kegemberiraan anak anak itu kemudian bertambah dengan banyak nya hadiah yang diberikan pada mereka oleh tuan rumah, tentunya setelah usai dari lantunan lagu itu.
- Khotmul Quran Kubro di masjid dipimpin oleh para ulama. Dan doa yang dibaca yaitu doa khotmul quran milik Imam Ali Zainal Abidin sambil dibagikan air dan kopi. Setelah selesai dilanjutkan doa milik Imam Abil Hirbah. Anak anak kecil yang turut hadir diberikan kesempatan membaca doa "Birrul Walidain" untuk orang tua mereka secara bergantian. Dilanjutkan pembacaan khutbah "QOFF" dan khutbah milik salah satu dari Habib Idrus Bin Umar Al Habsyi, Al Habib Hasan Bin Sholih Al Bahr, Habib Abu Bakr Bin Abdurrohman Bin Syihab.
- Ketika Ramadhan memasuki hari ke 21 ramadhan maka masyarakat, santri dan mahasiswa berduyun duyun hadir ke masjid masjid yang di istimewakan yang ada di Tarim. Keistimewaan masjid yang ada di Tarim tidak ditinjau dari kemegahan bangunannya, akan tetapi ditinjau dari kealiman dan kewalian yang membangun masjidnya meskipun hampir semua masjid disini terbuat dari tanah liat. Berikut di antara masjid-masjid istimewa tersebut:
- Tanggal 21 Ramadhan di Masjid Syeh Abdurrohman Assaqqof dan Masjid Abi Bakr Assakron,
- Tanggal 23 Ramadhan di masjid Al Awwabin milik imam haddad,
- Tanggal 25 Ramadhan Syeh Ali bin Abi Bakr Assakron,
- Tanggal 27 Ramadhan di Masjid Ba'alawi yang dibangun oleh syeh Kholi' qosam abad ke 5,
- Tanggal 29 Ramadhan di Masjid Fenomenal dengan menara tertinggi yang terbuat dari "tanah liat" milik Syeikh Umar Muhdlor dan Masjid Al-Fath milik imam abdulloh bin alwi alhaddad.
Menurut pengamatan saya, suasana religius ramadhan di Tarim yang diwariskan turun temurun menggabungkan beberapa konsep mahabbah "cinta" yaitu cinta kepada Alloh dengan amalan sholat dan puasa, cinta kepada kitab Alloh dengan memperbanyak tadarus dan khataman, cinta kepada Rosululloh s.a.w dengan memperbanyak sholawat, cinta kepada syiar Alloh dengan memperbanyak majelis taklim dan dauroh (pesantren ramadhan) *bahkan peserta dauroh datang dari amerika, Australia, inggris, Malaysia, china dll.
Ini merupakan ramadhan ke dua yang saya alami di Tarim. Sementara ramadhan pertama saya di kota Mukalla, Yaman. Meskipun di Mukalla juga banyak syiar syiar ramadhan, namun religiusme Tarim tidak ada tandingannya. Mungkin salah satu faktornya adalah banyaknya wali wali Alloh dan para ulama sufi yang dijumpai di Tarim. Sebuah nuansa kerohaniahan yang murni mendekatkan diri kepada Alloh s.w.t
Ini merupakan ramadhan ke dua yang saya alami di Tarim. Sementara ramadhan pertama saya di kota Mukalla, Yaman. Meskipun di Mukalla juga banyak syiar syiar ramadhan, namun religiusme Tarim tidak ada tandingannya. Mungkin salah satu faktornya adalah banyaknya wali wali Alloh dan para ulama sufi yang dijumpai di Tarim. Sebuah nuansa kerohaniahan yang murni mendekatkan diri kepada Alloh s.w.t
Selesai.
Oleh Moh Nasirul Haq, Mahasiswa Universitas Imam Syafii Yaman. Ditulis di Tarim, 7 Ramadhan 1437 H.
Komentar
Posting Komentar