Pembelaan Singkat atas Imam Al Ghazali dan Ihya' Ulumuddin
Hampir saja posisi Ihyâ’ menandingi al-Qur’an”. Sanjungan tersebut disampaikan oleh tokoh karismatik `Ulamâ’ul-islâm al-Imâm al-Faqîh al-Hâfizh Abû Zakariya Muhyiddîn an-Nawawi atau lebih dikenal dengan sebutan Imâm Nawawi Shâhibul-majmû`, yang hidup dua abad pasca Imâm Ghâzali. Quthbil-’auliyâ’ as-Sayyid Abdullâh al-`Aydrus berpesan kepada segenap umat Islam untuk selalu berpegang teguh pada al-Qur’an dan Sunnah. Sedangkan penjelasan keduanya, menurut beliau, telah termuat dalam kitab Ihyâ’ Ulûmiddîn karya Imâm Ghâzali. Dua komentar ulama tadi telah membuktikan keagungan kitab ini dan besarnya anugrah yang diraih oleh Imâm Ghâzali. Sampai-sampai kritikus dan peneliti Hadis Ihyâ’, al-Imâm al-Faqîh al-Hâfîzh Abûl Fadhl al-`Irâqi, turut memberikan apreseasi positif terhadap kitab yang ditakhrîjnya itu. Beliau menempatkan Ihyâ’ sebagai salah satu kitab teragung di tengah-tengah khazanah keilmuan Islam yang lain. Begitu pula al-Faqîh al-`Allâmah Ismâ`il bin Muhammad al-Hadhrami al-Yamani k